Demikian ditegaskan Fahmi yang juga juga Ketua Lembaga Perekonomian PBNU saat jumpa pers di ruangan kerjanya di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (06/10/12).
Putra Mantan Ketua PBNU, Matori Abdul Djalil itu sangat heran dengan lontaran yang disebutkan oleh politisi Golkar itu karena itu dinilai tidak berdasar. Menurut Fahmi, penilaian soal nasionalisme seseorang tidak ditentukan oleh pernyataan, meski itu anggota DPR RI. Masyarakatlah yang menjadi penilai yang pas soal itu dengan melihat track record dan kinerja selama ini.
"Biarkan umat yang menilai, nasionalis mana saya sama pak Dito itu, jelas-jelas kami ini ngurusin 80 juta Nahdliyin dan 24 Ribu pesantren," tegas Fahmi.
Tudingan ini terkait langkah Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyelenggarakan tender penyaluran BBM bersubsidi. Dito menuding Fahmi tidak nasionalis dengan memasukkan Shell untuk ikut tender penyaluran itu. (ino)